Mengapa Ambil Kesempatan Untuk Berekspresi Itu Vital

Mengapa Ambil Kesempatan Untuk Berekspresi Itu Vital – Surakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyelenggarakan webinar literasi digital pada Rabu (20/10/2021) untuk warga Surakarta, Jawa Tengah, dengan mengangkat tema “Menerapkan Empat Pilar Literasi Digital dalam Kehidupan Masyarakat”. Landasan literasi digital adalah etika digital, keterampilan digital, budaya digital, keamanan digital.

Praktisi komunikasi Anneke Liu menjadi moderator dalam diskusi tersebut dan memperkenalkan empat pembicara: Zulfan Arif (penerjemah dan penulis konten), Zahid Asmara (sineas film), Danu Anggada Bimantara (aktivis seni tradisional), Mohammad Ali (Manajer Wilayah Kota Muhammadiyah Surakarta). Serta Arya Purnama (Putra Wisata Nusantara 2018) yang hadir sebagai key opinion leader.

Mengapa Ambil Kesempatan Untuk Berekspresi Itu Vital

Mengapa Ambil Kesempatan Untuk Berekspresi Itu Vital

Pembicara Zulfan Arif membuka diskusi dengan pendekatan pilar keamanan digital. Teknologi ibarat pedang bermata dua yang bisa merugikan atau justru menguntungkan. Teknologi bisa berdampak positif bila digunakan dengan baik, misalnya untuk berjejaring, belajar, dan bekerja. Atau menimbulkan kerugian jika digunakan secara tidak bijaksana.

Citizen Os Indonesia

Pilar keamanan digital memiliki banyak aspek yaitu bagaimana pengguna digital melindungi perangkat digital, identitasnya, kewaspadaan terhadap penipuan, dan memahami data digital. Keempat kompetensi ini merupakan keterampilan inti yang harus dipahami dan diterapkan agar dapat terus beroperasi dengan aman di ruang digital.

Melindungi perangkat digital Anda sangat penting agar perangkat dan data di dalamnya tidak dicuri atau disalahgunakan oleh orang lain. Yakni dengan menetapkan password yang kuat dan tidak mudah ditebak, mengaktifkan otentikasi dua faktor sebagai kunci ganda untuk keamanan. Instal antivirus, buat cadangan data Anda, dan selalu perbarui tingkat keamanan perangkat Anda.

“Perangkat digital merupakan pintu masuk ke ruang penyimpanan identitas dan data kita, sehingga perilaku digital juga harus dikelola untuk menjamin keamanan data. Jangan sembarangan mengunggah data dan foto pribadi, karena dapat disalahgunakan untuk pinjaman online, pendaftaran, jual beli data, pengambilalihan dan kejahatan digital lainnya “Orang mudah menakuti kita ketika mengetahui kelemahan kita,” jelas Zulfan Arif di hadapan 500 peserta webinar.

Membaca situasi dan informasi dengan cermat juga merupakan salah satu jenis perilaku untuk melindungi dari penipuan. Terutama dalam hal transaksi online. Mulailah waspada jika harga barang yang ditawarkan terlalu murah, tidak memberikan informasi yang benar, atau jika penjual tidak menolak setelah pengemasan dan menolak mengirimkan foto produk.

Kemenko Polhukam Ri Erabiltzaileak…

Ada beberapa website yang bisa digunakan ketika menangani kejahatan digital. Pengguna dapat melapor ke Patrolisiber.id, Lapor.go.id atau menggunakan Cekrekening.id untuk memeriksa rekeningnya untuk mengetahui apakah aktivitas keuangan di rekeningnya terkait dengan penipuan dll.

“Semua aktivitas yang kita lakukan di ruang digital meninggalkan jejak yang bisa dihapus tapi tidak bisa dihapus. Jejak digital adalah reputasi masa depan, jadi kita harus berhati-hati dalam mengunggah konten, informasi, dan komentar. Jejak digital sangat berbahaya jika norma dan hukum dilanggar,” lanjutnya. Zulfan.

Zahid Asmara melanjutkan pembahasan bahwa diperlukan keterampilan digital untuk memanfaatkan teknologi. Sebab saat ini media digital semakin banyak digunakan dengan mengedepankan kebebasan berekspresi. Keterampilan digital adalah standar kami dalam menggunakan media dengan lebih cerdas.

Mengapa Ambil Kesempatan Untuk Berekspresi Itu Vital

Ia mengatakan era digital telah mengajarkan kita betapa mahalnya “pertemuan tatap muka”, dan pertemuan di ruang virtual tidak dapat sepenuhnya menggantikan interaksi sosial.

8 Strategi Untuk Meningkatkan Daya Ingat Dan Memperkuat Pikiran Halaman All

“Ruang digital tidak hanya membutuhkan keterampilan dalam menggunakan dan menangani perangkat digital dan perangkat lunaknya, namun juga membutuhkan ‘kenyamanan’ dan ‘kesenangan’. Artinya kemampuan menangani informasi yang tidak mudah membingungkan atau terlalu reaktif hingga menjadi cerewet.” kata Zahid Asmara.

Budaya digital mengajak warganet untuk melihat peluang dan tantangan literasi digital. Misalnya saja ketika berhadapan dengan informasi, sudut pandang dari berbagai pihak selalu mengarah pada framing. Oleh karena itu, keterampilan digital sangat penting dalam melihat informasi.

“Kita tidak hanya perlu memiliki kemampuan perspektif saja, tetapi berpikir kritis dan kreatif dalam menyaring dan menyikapi suatu peristiwa agar tidak langsung mengambil kesimpulan atau mengunggah informasi,” lanjutnya.

Literasi digital tidak hanya sekedar kemampuan membaca dan menulis atau kemampuan mengunggah dan mengunduh, namun juga kemampuan merasakan konten yang diunggah atau pilihan penggunaan informasi.

Lemahnya Supremasi Sipil Di Indonesia: Perihal Kesadaran Dan Kesempatan Militer Untuk Mengintervensi Urusan-urusan Sipil

“Informasi atau peristiwa dapat kita lihat dengan bantuan analisis jurnalistik dengan struktur 5W + 1H. Oleh karena itu, dengan menerapkannya kita dapat mengelola dan mengolah data yang tidak sekedar informasi, tetapi menjadi informasi,” tutupnya. . (*)| Di era digital yang semakin berkembang, kebebasan berpendapat telah menjadi landasan atau landasan penting dalam membangun dan menjaga demokrasi. 

Kebebasan berpendapat dan berpendapat dijamin dalam Konstitusi, yaitu Pasal 28E(3) yang menyatakan bahwa “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan berpendapat.”

Kata-kata dalam ketentuan ini bersifat mendasar, namun bukan berarti kebebasan itu bersifat mutlak, melainkan ada batasan-batasannya yang harus diatur secara jelas dalam undang-undang.

Mengapa Ambil Kesempatan Untuk Berekspresi Itu Vital

Pembatasan ini diterapkan terutama karena terkait dengan hak orang lain (hak atas kehormatan dan reputasi) sebagaimana diatur dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, yang telah ditegaskan Indonesia melalui Undang-Undang No. 12 . Peraturan 2005, yang juga tidak bisa dilanggar dengan dalih kebebasan berpendapat dan berpendapat.

Muslimah Cinta Islam Lampung

Menarik perhatian pada peran penting kebebasan berekspresi di dunia digital sebagai sarana menciptakan diskusi terbuka, pluralitas ide, dan kesetaraan akses terhadap informasi.

Namun seiring dengan manfaat tersebut, terdapat pula tantangan seperti penyebaran informasi yang salah, intimidasi online, dan sensor media. Contoh positifnya adalah kemampuan individu dalam menggunakan media sosial, blog, atau platform kreatif lainnya untuk mengekspresikan pendapat pribadi, mengangkat isu penting, dan membangun komunitas. Namun, penting untuk diingat bahwa kebebasan berpendapat memerlukan tanggung jawab.

Kebebasan berpendapat harus diakui dan dihormati di dunia digital sebagai hak konstitusional dan hak asasi manusia yang dijamin undang-undang. menekankan perlunya kerangka hukum yang memastikan bahwa warga negara dapat berbicara dengan bebas dan mengekspresikan pendapat mereka tanpa rasa takut dan cemas masuk penjara.

Platform digital memainkan peran penting dalam menentukan cakupan dan jangkauan kebebasan berekspresi. Oleh karena itu, perlu adanya transparansi dan akuntabilitas dalam menyaring informasi di platform digital.

Informasi Umum.: Subscribe To Deepl Pro To Translate Larger Documents. Visit For More Information

Mereka harus menjelaskan dengan jelas kebijakan penyensoran dan tindakan pembatasan lainnya serta memastikan bahwa keputusan tersebut konsisten dengan prinsip-prinsip demokrasi dan bahwa penyensoran ilegal merupakan ancaman serius terhadap kebebasan berekspresi.

Pendapat hukum tersebut menekankan perlunya mengambil tindakan hukum yang tegas dan efektif terhadap sensor dan campur tangan ilegal yang merugikan kebebasan berekspresi di dunia digital.

Menekankan perlunya hukum sebagai mekanisme integratif yang mempertimbangkan hak individu untuk menyatakan pendapat tanpa melanggar hak privasi orang lain.

Mengapa Ambil Kesempatan Untuk Berekspresi Itu Vital

Meskipun kebebasan berekspresi merupakan hak fundamental, hak ini tidak bersifat mutlak dan dapat dikenakan pembatasan yang proporsional. Namun pembatasan tersebut harus dijelaskan secara terukur dan sesuai dengan tujuan yang sah seperti melindungi kepentingan umum dan kepentingan pertahanan dan keamanan.

British Embassy Jakarta (@ukinindonesia) • Instagram Photos And Videos

Kebebasan berpendapat di era digital memberikan peluang besar bagi warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.

Dimana adanya perbedaan pendapat di dunia digital memperkaya diskusi publik, mempererat pertukaran gagasan dan menciptakan budaya menghargai perbedaan pendapat.

Secara umum, kebebasan berekspresi di era digital berdampak signifikan terhadap cara kita berkomunikasi dan berbagi ide.

Menegaskan bahwa kebebasan berekspresi di era digital merupakan pilar integral demokrasi sebagai nilai etika dan tanggung jawab untuk menjalankan kebebasan.

Deklarasi Wina Dan Program Aksi

Melalui penegakan hukum, transparansi, dan kesadaran akan hak dan tanggung jawab, kita dapat membentuk interaksi komunitas digital yang mendukung terwujudnya demokrasi yang sehat, dinamis, konstruktif, dan inklusif. ***

Redaksi : Totok Waluyo | Pelaporan : Indar Sabri Sidoarjo, | Sekali lagi Teater Gedhek menyelenggarakan pertunjukan teater/drama, konser tari dan puisi.

Artikel Terkait

Leave a Comment